Lepas pulang kuliah....
Laparrr.....
Data dari publikasi keadaan angkatan kerja di
Indonesia 2014 Badan Pusat Statistik menyatakan 7,24 juta orang atau 5,94 %
adalah pengangguran. Sedangkan 66,6% nya adalah partisipasi angkatan pekerja.
Pernah dengar ga persepsi orang tentang
sekolah, pendidikan, ataupun dunia kerja? Aku yakin udah jadi makanan tiap
hari. Disini aku bukan mau mengkalkulasikan jumlah pekerja maupun pengangguran,
bukan bidangku soalnya. Hanya membagikan informasi tentang perkembangan tenaga
kerja yang ada dinegeri tercinta ini. kalau dulu di desa aku, orang-orang tu
banyak yang beranggapan bahwa nanti kalau anak-anak mereka dimasukan ke sekolah
lanjutan kejuruan itu akan lebih mudah cari kerjanya. Toh disekolah juga di
press buat bisa ahli dibidang yang diminati. Praktek iya, PKL iya. Komplit dah.
Siap terjun didunia kerja. Tapi disamping itu juga mengeluhkan biaya yang harus
dikeluarkan untuk membayar SPP yang rasanya tiap tahun terus meningkat seiring
dengan perkembangan kemajuan sekolah tersebut.
Ada juga nih mereka yang tingkat menengah
atas. Ada yang memiliki persepsi kalau anak-anak yang masuk sekolah menengah
atas (SMA) itu adalah anak-anak yang memiliki kapasitas kognitive dan
intelegensi yang mumpuni. Apalagi disekolah negri. Favorite lagi. Ah perasaan
juga sama aja. Iya sih kalau dipikir-pikir biaya SMA dengan SMK itu emang
kontras. Namun semua itu kembali ke tujuan utama kita kan.
Iya bisa sih bisa.. yang SMA juga bisa
langsung kerja apalagi yang SMK :D. Santai aja rejeki ga akan kemana kok...
Karena pada intinya, didirikan sekolah
menengah atas/kejuruan itu juga memiliki tujuannya masing-masing. Kata dosenku
menerangkan “pada dasarnya kita tidak perlu merubah mindset orang lain tentang
SMK. karena SMK ini sebenarnya bukan hanya mengajari anak tersebut ahli
dibidangnya namun juga ahli untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebagai
bidangnya. Namun sekali lagi, hal tersebut tetaplah dibutuhkan pengalaman.
Kalau untuk SMA, memang belum tuntas seutuhnya ilmu untuk bekerja dibidang yang
diminati. Maka dari itu, akan lebih baik jika ia melanjutkan ke tingkat
perguruan tinggi. S1 atau D3,D4 atau S2 dan S3.”
Begitu kira-kira penjelasan dosenku yang aku
emb,,, favoritin. Bu Kania. “kalaupun dia SMK lalu ingin melanjutkan ke
perguruan tinggi pun juga bukan masalah...” lanjut beliau. “dan akan lebih baik
bagi yang SMK itu melanjutkan ke perguruan tinggi yang memang ia sudah geluti
jurusannya di SMK agar lebih rinci dan detail ia menguasai bidang tersebut.”
Selesainya dosen cantik itu menerangkan, atiku mag deg. Opo aku salah
jurusan ya? Batinku. Lantas aku bertanya sama kaka hanif yang duduk
disebelahku, yang kebetulan satu sekolah sama aku, satu jurusan satu
boardingschool, satu, satu, yaah pokoknya atu-atunya. “kak, kita ga salah
jurusan kan?” tanyaku bercanda sih sebenernya. Dia ngikik malahan.
Yaah aku pikir ini memang bukanlah suatu yang
kebetulan, tapi memang sudah suratan. Insyallah jurusan ini berkah..amin!
soalnya dulu, ada cerita dibalik pernyataanku itu. ketika aku lepas lulusan di
SMK, aku dan teman-temanku bersiap-siap memilih sekolah lanjutan yang emang
dipilihnya pakai hati. -__-. Sreggnya dimana ya disitu yang diusahakan. Tepat
setelah pembagian SK pengabdian, ternyata aku...aku...ak terpilih ngabdi di
pesantren tersebut. Padahal aku udah kesono kemari nyari ini itu buat nyiapin
masuk ke ma’had Ali di Sukabumi. Betapa tidak menangis.... meminta memohon pada
bagian kesiswaan agar mengijinkanku untuk tida mengabdi disini. namun sia-sia.
Tapi itu belum berakhir, setelah aku kasih tau orangtuaku, maka segenap brigade
termasuk didalamnya kakek, ayah, ibu, paman, adekku yang bayi datang ke
pesantren untuk meminta ijin. Dan ...dan ternyata sodara-sodara, aku bukan di
ma’had yang aku tuju namun di sebuah Universitas nan jauh di mata. Rasanya
campur aduk. Seneng ngerasain kuliah, tapi juga merasa perjuanganku masuk ke
ma’had Ali itu sia-sia. Hingga akhirnya ketika datang tawaran beasiswa itu, aku
dipilihkan antara dua jurusan. KPI atau Eksyar. Maka timbang menimbang, fikir
berfikir, aku memutuskan kalau gak KPI ya Eksyar. Tapi lebih manteb KPI. Hehe. Eits tnggu. Tiba ditempat
yayasan, PPMS Ulil Albab aku disodorkan dengan beberapa berkas yang di bungkus
map hijau. Setelah aku buka...ternyata option untuk penerima beasiswa akhwat
hanyalah jurusan PGMI!!!apppahhh... aku bingung apa itu PGMI, jurusan apa itu?
ah tak sedikitpun terlintas di benak. Sama sekali gak nyelip di pikiran.
Kataku...sudahlah. Gpp. L. Hingga saat ini jurusan yang identik dengan ngurusi perkembangan dan
pendidikan bocah itu aku tekuni. J
Kadang aku suka berfikir, aku ini dulu SMKnya
jurusan farmasi. Sekarang kuliahnya PGMI, hemb Kerjanya jadi apa ya? Atau jadi
ahli teknologi dan astronomi. Haha. Kalee.hemb. aku berhusnudzon aja, aku yakin
salah jurusan bukan berarti salah masa depan.
Toh semua juga sudah menjadi suratan. Seperti kamu yang tiba-tiba muncul
itu seperti sebuah suratan. Dan aku mohon padaNya semoga suratnya itu tetap
melayang padaku. Ehem..keselek meja jadinya! :p